Selain motif
kepentingan pribadi, hukum alam kedua yang di perhatikan oleh Adam smith ialah: “a certain propensity in human nature ....to truck, barter exchange one
thing for another ...it is common to all men”.
Untuk
meningkatkan keseejatraan atau kemakmuran, demikian ungkapan smith, kita perlu
mengekspolitasi dorongan-dorongan alamiah in. Dan dalam upaya orang untuk mencari
yang terbaik bagi dirinya masing-masing, pemirintah tidak boleh menekan atau
tidak boleh menghalangi-halangi aktifitas tiap pelaku ekonomi. Sehubungan
dengan hal in Smith mempringatkan bahwa orang akan akan menjadi bodoh dan
negara akan menjadi miskin terbelakan jika tiap orang hanya menguntungkan hidup
pada pemberian dan kebaikan hati orang(BucHholz 1990).
Sehubungan dengan hal yang di sampaikan
diatas, maka sala satu inti pemikiran Ekonomi politik liberal klasik sesuai
dengan pandangan adam smith, ialah bahwa tiap pelaku ekonomi (baik konsumen
maupun prodosen) haruslah di beri
kebebasan untukdan mengejar kepentingannya masing-masing. Konsumen di beri
kebebasan memilih kombinasi konsumsi dari berbagai macam barang dan jasa yang
memberikan kepuasan sebesar- besarnya(autility maximization)sesuai selera dan
kemaampuan uang yang di milikinya. Begitu juga produsen di beri kebasan untuk
memilih input dan teknologi untuk di gunakn dalam proses produksi menghasilkan
berbagai jenis barang dan jasa yg paling menguntungkan jasanyap(profit maximization). Walaupun kedua
pihak (konsumen dan produsen) memiliki motivasi yang sangat bertolak
belakan,tetapi kalu perekonomian di biarkan bebas sesuai kekuatan mekanisme
pasar tanpa campur tangan pemirintah maka akan terciptan suatu keseimbangan
atau keiblirium.dalam model pasar persaingan sempurna(perfect competition), pasar bersifat selfregulating dan self-correcting
karena ad tangan yg tak kentara yang selalu dapat mengarahkan perekonomian pada
kesimbangan pemanfaatan sumber daya penuh(full-equilibrium)
yang menguntungkan semuah pihak dalam masyarakat.
Salah asumsi paling penting dalam sistem
ekonomi bebas yang di kembangkan Adam smith, ialah bahwa setiap orang di
bebaskan melakukan yang terbaik bagidirinya masing-masing
(individual freedom of action). Jika
di perhatikan paham liberalisme inrelatif baru muncul pada abad pertengahan.
Yang pasti,istilahnkebebasan tidak ada dalam kamus plato.
Sebelum sudah di singgung sebelumnya, bagi
plato yang tidak percaya pada indifidu dan demokrasi, adalah absurf untuk
memberikan kebebasan pada indifidu-indifidu,sebab orang-perorangan tidak tahu
apa yang terbaik pada dirinya sendiri,apalagi yang terbaik bagi masyakat dan
negara. Ahlih-ahlih memberikan memberikan kebebasan pada setiap orang untuk
bertindak, sebaliknya plato justru menginginkan agar tiap orang mengikuti
perintah dan mematuhi yang semuah yang telah di gariskan oleh para pemimpin.
Dalam bukunya “politika” ia menegaskan: “.......and even in the smallestnmanner...[one] shonuld stand under ledership.
For example, he should ge up, or move or take his meals ....only if be has been
told to do so. In a word, he should teach his soul, by long habit, never to
dream of acting independently....”..
Dari uraian di
atas, jelas bagi plato tidak ad kebebasan bagi tiap orang untuk bertindak,
sebab segala tindakannya harus di atur oleh Negara yang di pimpin oleh filsuf.
Pandangan plato in jelas sangat bertantangan dengan pham leberalisme yang di
kembangkan oleh kaum fisiokrat dan di adopsi oleh adam smith. Dalam paham
liberalilme,orang perorang yang memutuskan
apa, kapan, dimana, dan bagaiman suatu pekerjaan di lakukan.
Liberalisme
adalah paham yg memblah kebebasan, baik individu maupun nasional, dengan
seminimal mungkin campu tangan pemirintah “laissez-faire
laissez passer” pada pertengahan abat ke-18 muncul sebagai reaksi terhadap
kongkalikong pengusaha dengan penguasa aristokratis masa markantalisme, yang
menganggap privilese sosia dan kekuasaan sebagai hak warisan.
Keputusan-keputusan untuk memaksimumkan laba, yang dilakukan secara
desentralisasi, dan dapt mencapai hasil yang efesian tanpa pengarahan dari
pemirintah. Harga pasar dalam persaingan
sempurna akan bertindak sebagai sinyal untuk mngintegrasikan para pelaku
ekonomi. Melalui model-model keseimbangan yang sedikit rumit untuk di tampilkan
di sini,usaha tiap orang mencari keuntungan bagi diri sendiri
terbuktinmerupakan cara terbaik yang akan membawah perekonomian pada tingkat
yang paling ifesien(Nicholson,1999).
Proses peminggiran pemirintah
perbedaan antara
kaum klasik dengan pemikir-pemikir terdahulu ialah bahwa kaum klasik, terutama
smith, sangat anti dengan campur tangan pemirintah. Pandangan in sangat berbeda
dengan pandangan yang dianut pada masa markantalisme, bertanggung jawab
memenuhi semuah layakaknya seorang bapak yang baik dalam suatu rumah tangga,
betanggung jawab memnuhi semuahkebutuhan seluruh anggota masyarakat dan
mengatur ketaanegaraan. Oleh Smith, doktrin markantalisme diatas patneralisme.
Di satu sis smith percaya bahwa semuah
aktor penyelenggara negara berdasarka konsep benign and walfare maximising state. Tapetai ia lebih percaya bahwa campur tangan
yang terlalu banyak oleh pemirintah justru bisa menyebabkan perekonomia mengalami distorsis yang
ujung-ujungnya akan menimbulkan inefesiensi. Karena campur tangan pemirintah
lebih sering menggangu jalannya perekonomian, ia pernah menulis bahwa secara
pribadi ia sangat tidak menyakai
“orang-orang politik” yang di sebutnya insidious and and crafty
animals.
Adam smith tidak
menyukai campur tangan pemirintah sebab campur tangan pemirintah berikut
aturan-aturan yang di buat oleh pejabat pemirintah lebih serin dijadikan
sebagai alat oleh kaum kaya untuk menekan kelompok masyarak miskin. Menurutn
Smith: “laws and government may...as a
combination of the rich to oppress the
poor... merchants and manufakturers are an order of (people), whose interest is
never exactly the same with that of the public, who generally have an interest
and even to oppress the public, and who
accordingly have, upon many accation, both deceived and oppressed it”.
Sekarang, caranya menyingkirkan politisi
busuk tersebut agar tidak lagi ikut campur dalam urusan ekonomi dan kehidupan
masyarakat? Jaln keluar yag di tawarkan Smith membentuk kelompok-kelompok
nonpolitik yang bisa mengorganisir diri sedemikian rupa sehingga independen
dari pembuat keputsan politik, Menurut Smith, hukum dan kelompok-kelompok
nonpolitik yang harus mendominasi politik,dan bukan sebaliknya. Hukum-hukum
ekonomi membatasi gerak orang-orang pemirintah dan politisi.pada akhirnya,
hukum-hukum tersebut akan mengurangi orang-orang pemirintah pada peran sebagai care-taker yang tugasnya tidak lain untuk kepentingan-kepentingan
individu-indifidu dalam masyarakat.
Dengan demikian, dilihat dari perspektif
politik, kaum kaum klasik telah merespon dan memberi kontribusi
bagi”depolitasi” pemirintah, dimana pemirintah, harus minggir atau tidak ikut
campur, dan posisinya di ganti oleh pasar sebagai peran sentral.bahkan pasar
juga yang menentukan agenda dan output pemirintah.
Dalam The wealth of Nations, Adam smith menegaskan bahwah tugas negara
tidak lebih dari kegiatan untuk: (1) melindungi masyarakat dari kekersan dan
serbuat dari negara lain (2) melindungi dari setiap warga dari ketidakadilan
dan pemaksaan/ perasan yang di lakukan oleh warga lain, dan (3) mengadakan
serta mempertahankan prasarana publik dan berbagai lembaga public yang ada
bukan hanya bagi kepentingan orang-orang atau kelompok-kelompok tertentu,.
Pada pembahasan sebelumnya, sudah di
jelaskan bahwa model ekonomi pasar di landaskan pada interaksi antara
permintaan dan penawaran secara sukarela. Jumlah aktor(konsumen dan produen)
begitu banyaknya sehingga pangsa pasar sekaligus kekuatan dari tiap aktor
sangat kecil. Melalui model yangndi kembangkan kaum klasik, pasar dengan elegan
beresil mencmpakan kekuatan dengan dua cara,pertama,
kerena tiap aktor ekonomi menghadapi lingkungan yang di cirikan oleh pilihan
sukarela, dan karena di sudut pandang aktor banyak hal yang sudah “given” atau tebri adanya (apakah itu
harga-harga faktor, teknologi maupin distribusi sumber daya dan kebutuhan),
menybab terlalu sedikit hal untuk di putuskan dan sangat terbatas pula ruang
untuk prilaku strategis. Kedua, tidak
ada aktor yang memiliki kemampuan ekonomi(kapital, labor, barang-barang) yang memadai
untuk memadai untuk terbentuknya kekuatan dalam persaingan pasar sempurna
liberal klasik.
Model pasar persaingan sempurna di
landaskan pada asumsi banyak pembeli, penjual, maupun bruh. Dalam kondisi
seperti ini koalisi antara konsumen, penjual maupun buruh mustail, sebab market entrimsangat mudah. Penyesuaian
ekonomi bersifat instan dan terjadi seketika. Kalau ada yang menetapkan laba
atau sewa diatas rata-rata mereka akan cepat tersingkir oleh kopetisi. Dalam
situasi seperti ini, para aktor ekonomi tidak memiliki kekuatan untuk
mempengaruhi parameter-parameter ekonomi keseluruhan( tingkat harga secara
umum, atau permintaan harga agregat), atau mempngruhi prilaku agen-agen aktor
atau ekonomi lain. Teknologi, pereferensi, output perusahan lain, distribusi
kekayaan, semuah sudah tertentu adanya(given).
Dengan demikian yang tersisah yang bisa di lakukan perusahaan hanya meyesuaikan
output yang harus di produksi pada tingkat harga yang di tentukan oleh pasar.
Bagi pendukung kapitalisme pasar, tidak-
dan memang tidak- eksis di pasar.
Tegasnya, keberedaannya tidak di inginkan! Dalam sebuah ekonomi pasar bebas,
individu-individu memasuki hubungan (pertukaran) secara sukarela (voluntarily), dan ekonomo pasar bebas
mengalami alokasi yang di dasarkan pada otoritas. Selanjutnya dengan
menggantikan otoritas dengan kontrak maka ekonomi pasar secara sengaja atau
tidak sengaja mngimiliminasi kekuatan dalam perekonomian.
Dari uraiaan di atas, jelas bahwa ekonomi politik
liberal klasik percaya pada realitas dan pentingnya fenomena kolektif, tetapi
menententang interfensi pemirintah dalam proses-proses ekomomi (produksi dan
distribusi). Walau menentang campur tangan pemirintah dalam ekonomi, tetapi
smith menganggap pentingnya “the
souvereign” (negara) negara bertanggung jawab atas pertahanan (defence), peradilan (justice), pekerjaan umum dan
institusi-institusi umum (publik work and
publick institutions, ejaan asli dari the wealth of nations).
Selain ketiga bidang yang di sebutkan
diatas, menurut staniland(1985), peran yang di setujui oleh smith dari
pemirintah ialah agar pemirintah mempunyai hak dan kewajiban untuk menetapkan
aturan-aturan umum perdagangan bebas demi kepentingan yang lebih fundamental
pertahanan dan survival. Terkait
dengan pertahanan ini, smith bahkan mengtakan “defence is of much more importance than oppulence”.pandangan smith
ini sangat berbeda ddengan pandangan kaum markantalis. Jika smith menganggap
pertahanan sebagai alasan adanya negara (raison d’tat) dan sebagai alat untuk
memperluas tujuan memperluas ekonomi, markantalis umumnya mengnggap oleh
penigkatan kekuasaan negara sebagai
tujuankekuasaan itu sendri. Sebagaimana di ungkapkan oleh Heckscher(1955) markantalisme as a system of power was ...
primarily a system for forcing ekonomic policy into the service of power as an
it self”.
Dalam pendekatan ekonomi politik klasik,
juga terkandung ide tentang pemisahan ekonomi dari primasi politik. Perlunya
pemisahan ekonomi dari primasi politik ini tidak lain karena kaum klasik
melihat bahwa institusi-istitusi sosial tidak berkembang sesuai dengan
rencana-rencana yang di artikulasikan dan dilembagakan melalui keputusan
politik, melainkan sebagai suatu tendedketidaksenjangan (unen imperatives of group of life). Bagi smith, kebngkitan
masyarakat adalah “hasil sampingan” prilaku tiap orang meningkatkan
kesejatraannya masing-masing di bandingkan perencanaan apapun yang di ketahui
dan di lembagakan oleh suatu proses poltik
atau otoritas publik. Dengn demikian transisi dari manusia tak beredab (“civilized society”, in whith “all are
abundantly supliet”) adalah hasih kerja historis kapitalisme yang hanya sebagai
konsekuensi ketidaksenjangan yang sebetulnya di tujukan untuk mengejar
kepentingan privat.
Denagan ekonomi politik membantu
menandai demosi politik dan mengangkat bagian dari nonpolitik kehidupan
masyarakat, dahkan juga memberi kontribusi bagi pemaknaan kembali (redefenisi)
kehidupan masyarakat dengan mendekatkan dunia ekonomi dan memajukan perimis
politik. Kebangkitan masyarakat sispil bertolak belakan dengan politik. Demosi
politik ini paling pas di persepsikan oleh metafora “tangan tak kentara” yang
di populerkan adam smith.
Tentang apa yang harus di lakukan
pemirintah, pendapat Streuart mirip dengan pendapat smith. Sebaimana yang di
kutip caporaso & levine (1993) dari
buku yang berjudul An inquiry into of the principle of poltical Ekonomy
([1767]1966:26) the great art of government is to devest oneself of prejudices
and attachmenst to particular classes, and above all to divest onoself persons,
to consult the spirit of the peouple, tu give way to it in appearance, and in
so doing to give it a trun capable of inspiring those sentiment which may
induce them to relish change, which an alteration of circumstances has renderd
necessari”.
Kalaupun ada perdebata antara steuart
dan smith, tidaklah terlalu mendasar, diman smith lebih menyukai demosi politik
dan menggantinya dengan administrasi, sedang di sisi lain james sterart,
bertahan bahwa politik dan negara memgang peranan yang sangat penting lebih
dari sekedar melakukan tugas-tugas administrasi dan mempertahankan negara,
lebih jelas, menurut steuart negara harus berperan dalam ruang prifat,
membatasi prilaku yang membatasi diri sendiri atau mendidik orang-orang ke
tatanan kepentingan umum yang lebih tinggi dan muliah,begitu juga perubahan (
yang oleh steuart di istilakan negara dengan “spirit of people) imanen tidak di
rancang oleh pemirintah, melainkan lahir dari kekuatan-kekuatan dan
proses-proses yang imanen dalam masyarakat. Adapun penting pemirintah dalam hal
ini adalah menyadari perlunya perubahan-perubahan dan mengarahkan masyarakat
agar dapat melwati perubahan tersebut
dengan baik. Kalau hal ini terjadi, bisa mengakibatkan individu-individu keliru
menilai kepentingan pribadi mereka sendiri dan kepentingan publik, untuk
menghindari hal inilah pemirintah perlu mengambil peran dalam mendidik
individu-individu tentang kepentingan pribadi maupun kepentingan publik
tersebut.
Dari uraian di atas, dapat di simpulkan
bahwa dalam pendekatan klasik Ekonomi politik lebih merujuk pada suatu sistem
tentang pemenuhan sistem tentang pemenuhan kebutuhan privat yang terdiri atas
agen-agen prifat independen. Lebih jelas, sebaiman di tulis Caporaso &
levine (1993): “ in the classical
approach the trem political economy refes to a system of private want
satisfaction made up of independent private agents.”kaesimpulan lain yang
bisa di tarik ialah bahwa dalam priode klasik masyarakat lebih sebai sebuah
sistem ekonomi ketimbang sistem politik itu sendiri pada awalnya di rancang
melalui suatu keputusan politik. Ekonomi di atur melalui mekanisme pasar. Pasar
mengatur dirinya sendiri ini berfungsi menggantikan keputusan-keputusan yang
seharusnya di buat oleh agen politik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar