Total Tayangan Halaman

Minggu, 18 September 2016

Tugas Paper : Paham Liberalisme


Selain motif kepentingan pribadi, hukum alam kedua yang di perhatikan oleh  Adam smith ialah: “a certain propensity in human nature ....to truck, barter exchange one thing for another ...it is common to all men”.
Untuk meningkatkan keseejatraan atau kemakmuran, demikian ungkapan smith, kita perlu mengekspolitasi dorongan-dorongan alamiah in. Dan dalam upaya orang untuk mencari yang terbaik bagi dirinya masing-masing, pemirintah tidak boleh menekan atau tidak boleh menghalangi-halangi aktifitas tiap pelaku ekonomi. Sehubungan dengan hal in Smith mempringatkan bahwa orang akan akan menjadi bodoh dan negara akan menjadi miskin terbelakan jika tiap orang hanya menguntungkan hidup pada pemberian dan kebaikan hati orang(BucHholz 1990).
      Sehubungan dengan hal yang di sampaikan diatas, maka sala satu inti pemikiran Ekonomi politik liberal klasik sesuai dengan pandangan adam smith, ialah bahwa tiap pelaku ekonomi (baik konsumen maupun prodosen)  haruslah di beri kebebasan untukdan mengejar kepentingannya masing-masing. Konsumen di beri kebebasan memilih kombinasi konsumsi dari berbagai macam barang dan jasa yang memberikan kepuasan sebesar- besarnya(autility maximization)sesuai selera dan kemaampuan uang yang di milikinya. Begitu juga produsen di beri kebasan untuk memilih input dan teknologi untuk di gunakn dalam proses produksi menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa yg paling menguntungkan jasanyap(profit maximization). Walaupun kedua pihak (konsumen dan produsen) memiliki motivasi yang sangat bertolak belakan,tetapi kalu perekonomian di biarkan bebas sesuai kekuatan mekanisme pasar tanpa campur tangan pemirintah maka akan terciptan suatu keseimbangan atau keiblirium.dalam model pasar persaingan sempurna(perfect competition), pasar bersifat selfregulating dan self-correcting karena ad tangan yg tak kentara yang selalu dapat mengarahkan perekonomian pada kesimbangan pemanfaatan sumber daya penuh(full-equilibrium) yang menguntungkan semuah pihak dalam masyarakat.
   Salah asumsi paling penting dalam sistem ekonomi bebas yang di kembangkan Adam smith, ialah bahwa setiap orang di bebaskan melakukan yang terbaik bagidirinya masing-masing (individual freedom of action). Jika di perhatikan paham liberalisme inrelatif baru muncul pada abad pertengahan. Yang pasti,istilahnkebebasan tidak ada dalam kamus plato.
     Sebelum sudah di singgung sebelumnya, bagi plato yang tidak percaya pada indifidu dan demokrasi, adalah absurf untuk memberikan kebebasan pada indifidu-indifidu,sebab orang-perorangan tidak tahu apa yang terbaik pada dirinya sendiri,apalagi yang terbaik bagi masyakat dan negara. Ahlih-ahlih memberikan memberikan kebebasan pada setiap orang untuk bertindak, sebaliknya plato justru menginginkan agar tiap orang mengikuti perintah dan mematuhi yang semuah yang telah di gariskan oleh para pemimpin. Dalam bukunya “politika” ia menegaskan: “.......and even in the smallestnmanner...[one] shonuld stand under ledership. For example, he should ge up, or move or take his meals ....only if be has been told to do so. In a word, he should teach his soul, by long habit, never to dream of acting independently....”..
Dari uraian di atas, jelas bagi plato tidak ad kebebasan bagi tiap orang untuk bertindak, sebab segala tindakannya harus di atur oleh Negara yang di pimpin oleh filsuf. Pandangan plato in jelas sangat bertantangan dengan pham leberalisme yang di kembangkan oleh kaum fisiokrat dan di adopsi oleh adam smith. Dalam paham liberalilme,orang perorang yang memutuskan  apa, kapan, dimana, dan bagaiman suatu pekerjaan di lakukan.
Liberalisme adalah paham yg memblah kebebasan, baik individu maupun nasional, dengan seminimal mungkin campu tangan pemirintah “laissez-faire laissez passer” pada pertengahan abat ke-18 muncul sebagai reaksi terhadap kongkalikong pengusaha dengan penguasa aristokratis masa markantalisme, yang menganggap privilese sosia dan kekuasaan sebagai hak warisan. Keputusan-keputusan untuk memaksimumkan laba, yang dilakukan secara desentralisasi, dan dapt mencapai hasil yang efesian tanpa pengarahan dari pemirintah. Harga pasar  dalam persaingan sempurna akan bertindak sebagai sinyal untuk mngintegrasikan para pelaku ekonomi. Melalui model-model keseimbangan yang sedikit rumit untuk di tampilkan di sini,usaha tiap orang mencari keuntungan bagi diri sendiri terbuktinmerupakan cara terbaik yang akan membawah perekonomian pada tingkat yang paling ifesien(Nicholson,1999).
Proses peminggiran pemirintah  
perbedaan antara kaum klasik dengan pemikir-pemikir terdahulu ialah bahwa kaum klasik, terutama smith, sangat anti dengan campur tangan pemirintah. Pandangan in sangat berbeda dengan pandangan yang dianut pada masa markantalisme, bertanggung jawab memenuhi semuah layakaknya seorang bapak yang baik dalam suatu rumah tangga, betanggung jawab memnuhi semuahkebutuhan seluruh anggota masyarakat dan mengatur ketaanegaraan. Oleh Smith, doktrin markantalisme diatas patneralisme.
      Di satu sis smith percaya bahwa semuah aktor penyelenggara negara berdasarka konsep benign and walfare maximising state.  Tapetai ia lebih percaya bahwa campur tangan yang terlalu banyak oleh pemirintah justru bisa menyebabkan  perekonomia mengalami distorsis yang ujung-ujungnya akan menimbulkan inefesiensi. Karena campur tangan pemirintah lebih sering menggangu jalannya perekonomian, ia pernah menulis bahwa secara pribadi ia sangat tidak menyakai  “orang-orang politik” yang di sebutnya insidious and  and crafty animals.
Adam smith tidak menyukai campur tangan pemirintah sebab campur tangan pemirintah berikut aturan-aturan yang di buat oleh pejabat pemirintah lebih serin dijadikan sebagai alat oleh kaum kaya untuk menekan kelompok masyarak miskin. Menurutn Smith: “laws and government may...as a combination of the rich to oppress  the poor... merchants and manufakturers are an order of (people), whose interest is never exactly the same with that of the public, who generally have an interest and even to oppress  the public, and who accordingly have, upon many accation, both deceived and oppressed it”.
      Sekarang, caranya menyingkirkan politisi busuk tersebut agar tidak lagi ikut campur dalam urusan ekonomi dan kehidupan masyarakat? Jaln keluar yag di tawarkan Smith membentuk kelompok-kelompok nonpolitik yang bisa mengorganisir diri sedemikian rupa sehingga independen dari pembuat keputsan politik, Menurut Smith, hukum dan kelompok-kelompok nonpolitik yang harus mendominasi politik,dan bukan sebaliknya. Hukum-hukum ekonomi membatasi gerak orang-orang pemirintah dan politisi.pada akhirnya, hukum-hukum tersebut akan mengurangi orang-orang pemirintah  pada peran sebagai care-taker yang tugasnya tidak lain untuk kepentingan-kepentingan individu-indifidu dalam masyarakat.
       Dengan demikian, dilihat dari perspektif politik, kaum kaum klasik telah merespon dan memberi kontribusi bagi”depolitasi” pemirintah, dimana pemirintah, harus minggir atau tidak ikut campur, dan posisinya di ganti oleh pasar sebagai peran sentral.bahkan pasar juga yang menentukan agenda dan output pemirintah.
       Dalam The wealth of Nations, Adam smith menegaskan bahwah tugas negara tidak lebih dari kegiatan untuk: (1) melindungi masyarakat dari kekersan dan serbuat dari negara lain (2) melindungi dari setiap warga dari ketidakadilan dan pemaksaan/ perasan yang di lakukan oleh warga lain, dan (3) mengadakan serta mempertahankan prasarana publik dan berbagai lembaga public yang ada bukan hanya bagi kepentingan orang-orang atau kelompok-kelompok tertentu,.
    Pada pembahasan sebelumnya, sudah di jelaskan bahwa model ekonomi pasar di landaskan pada interaksi antara permintaan dan penawaran secara sukarela. Jumlah aktor(konsumen dan produen) begitu banyaknya sehingga pangsa pasar sekaligus kekuatan dari tiap aktor sangat kecil. Melalui model yangndi kembangkan kaum klasik, pasar dengan elegan beresil mencmpakan kekuatan dengan dua cara,pertama, kerena tiap aktor ekonomi menghadapi lingkungan yang di cirikan oleh pilihan sukarela, dan karena di sudut pandang aktor banyak hal yang sudah “given” atau tebri adanya (apakah itu harga-harga faktor, teknologi maupin distribusi sumber daya dan kebutuhan), menybab terlalu sedikit hal untuk di putuskan dan sangat terbatas pula ruang untuk prilaku strategis. Kedua, tidak ada aktor yang memiliki kemampuan ekonomi(kapital, labor, barang-barang) yang memadai untuk memadai untuk terbentuknya kekuatan dalam persaingan pasar sempurna liberal klasik.
        Model pasar persaingan sempurna di landaskan pada asumsi banyak pembeli, penjual, maupun bruh. Dalam kondisi seperti ini koalisi antara konsumen, penjual maupun buruh mustail, sebab market entrimsangat mudah. Penyesuaian ekonomi bersifat instan dan terjadi seketika. Kalau ada yang menetapkan laba atau sewa diatas rata-rata mereka akan cepat tersingkir oleh kopetisi. Dalam situasi seperti ini, para aktor ekonomi tidak memiliki kekuatan untuk mempengaruhi parameter-parameter ekonomi keseluruhan( tingkat harga secara umum, atau permintaan harga agregat), atau mempngruhi prilaku agen-agen aktor atau ekonomi lain. Teknologi, pereferensi, output perusahan lain, distribusi kekayaan, semuah sudah tertentu adanya(given). Dengan demikian yang tersisah yang bisa di lakukan perusahaan hanya meyesuaikan output yang harus di produksi pada tingkat harga yang di tentukan oleh pasar.
      Bagi pendukung kapitalisme pasar, tidak- dan  memang tidak- eksis di pasar. Tegasnya, keberedaannya tidak di inginkan! Dalam sebuah ekonomi pasar bebas, individu-individu memasuki hubungan (pertukaran) secara sukarela (voluntarily), dan ekonomo pasar bebas mengalami alokasi yang di dasarkan pada otoritas. Selanjutnya dengan menggantikan otoritas dengan kontrak maka ekonomi pasar secara sengaja atau tidak sengaja mngimiliminasi kekuatan dalam perekonomian.
    Dari uraiaan di atas, jelas bahwa ekonomi politik liberal klasik percaya pada realitas dan pentingnya fenomena kolektif, tetapi menententang interfensi pemirintah dalam proses-proses ekomomi (produksi dan distribusi). Walau menentang campur tangan pemirintah dalam ekonomi, tetapi smith menganggap pentingnya “the souvereign” (negara) negara bertanggung jawab atas pertahanan (defence), peradilan (justice), pekerjaan umum dan institusi-institusi umum (publik work and publick institutions, ejaan asli dari the wealth of nations).
   Selain ketiga bidang yang di sebutkan diatas, menurut staniland(1985), peran yang di setujui oleh smith dari pemirintah ialah agar pemirintah mempunyai hak dan kewajiban untuk menetapkan aturan-aturan umum perdagangan bebas demi kepentingan yang lebih fundamental pertahanan dan survival. Terkait dengan pertahanan ini, smith bahkan mengtakan “defence is of much more importance than oppulence”.pandangan smith ini sangat berbeda ddengan pandangan kaum markantalis. Jika smith menganggap pertahanan sebagai alasan adanya negara (raison d’tat) dan sebagai alat untuk memperluas tujuan memperluas ekonomi, markantalis umumnya mengnggap oleh penigkatan  kekuasaan negara sebagai tujuankekuasaan itu sendri. Sebagaimana di ungkapkan oleh Heckscher(1955) markantalisme as a system of power was ... primarily a system for forcing ekonomic policy into the service of power as an it self”.
      Dalam pendekatan ekonomi politik klasik, juga terkandung ide tentang pemisahan ekonomi dari primasi politik. Perlunya pemisahan ekonomi dari primasi politik ini tidak lain karena kaum klasik melihat bahwa institusi-istitusi sosial tidak berkembang sesuai dengan rencana-rencana yang di artikulasikan dan dilembagakan melalui keputusan politik, melainkan sebagai suatu tendedketidaksenjangan (unen imperatives of group of life). Bagi smith, kebngkitan masyarakat adalah “hasil sampingan” prilaku tiap orang meningkatkan kesejatraannya masing-masing di bandingkan perencanaan apapun yang di ketahui dan di lembagakan oleh suatu proses poltik  atau otoritas publik. Dengn demikian transisi dari manusia tak beredab  (“civilized society”, in whith “all are abundantly supliet”) adalah hasih kerja historis kapitalisme yang hanya sebagai konsekuensi ketidaksenjangan yang sebetulnya di tujukan untuk mengejar kepentingan privat.
            Denagan ekonomi politik membantu menandai demosi politik dan mengangkat bagian dari nonpolitik kehidupan masyarakat, dahkan juga memberi kontribusi bagi pemaknaan kembali (redefenisi) kehidupan masyarakat dengan mendekatkan dunia ekonomi dan memajukan perimis politik. Kebangkitan masyarakat sispil bertolak belakan dengan politik. Demosi politik ini paling pas di persepsikan oleh metafora “tangan tak kentara” yang di populerkan adam smith.
          Tentang apa yang harus di lakukan pemirintah, pendapat Streuart mirip dengan pendapat smith. Sebaimana yang di kutip caporaso & levine (1993) dari buku yang berjudul An inquiry into of the principle of poltical Ekonomy ([1767]1966:26) the great art of government is to devest oneself of prejudices and attachmenst to particular classes, and above all to divest onoself persons, to consult the spirit of the peouple, tu give way to it in appearance, and in so doing to give it a trun capable of inspiring those sentiment which may induce them to relish change, which an alteration of circumstances has renderd necessari”.
        Kalaupun ada perdebata antara steuart dan smith, tidaklah terlalu mendasar, diman smith lebih menyukai demosi politik dan menggantinya dengan administrasi, sedang di sisi lain james sterart, bertahan bahwa politik dan negara memgang peranan yang sangat penting lebih dari sekedar melakukan tugas-tugas administrasi dan mempertahankan negara, lebih jelas, menurut steuart negara harus berperan dalam ruang prifat, membatasi prilaku yang membatasi diri sendiri atau mendidik orang-orang ke tatanan kepentingan umum yang lebih tinggi dan muliah,begitu juga perubahan ( yang oleh steuart di istilakan negara dengan “spirit of people) imanen tidak di rancang oleh pemirintah, melainkan lahir dari kekuatan-kekuatan dan proses-proses yang imanen dalam masyarakat. Adapun penting pemirintah dalam hal ini adalah menyadari perlunya perubahan-perubahan dan mengarahkan masyarakat agar dapat melwati perubahan  tersebut dengan baik. Kalau hal ini terjadi, bisa mengakibatkan individu-individu keliru menilai kepentingan pribadi mereka sendiri dan kepentingan publik, untuk menghindari hal inilah pemirintah perlu mengambil peran dalam mendidik individu-individu tentang kepentingan pribadi maupun kepentingan publik tersebut.

       Dari uraian di atas, dapat di simpulkan bahwa dalam pendekatan klasik Ekonomi politik lebih merujuk pada suatu sistem tentang pemenuhan sistem tentang pemenuhan kebutuhan privat yang terdiri atas agen-agen prifat independen. Lebih jelas, sebaiman di tulis Caporaso & levine (1993): “ in the classical approach the trem political economy refes to a system of private want satisfaction made up of independent private agents.”kaesimpulan lain yang bisa di tarik ialah bahwa dalam priode klasik masyarakat lebih sebai sebuah sistem ekonomi ketimbang sistem politik itu sendiri pada awalnya di rancang melalui suatu keputusan politik. Ekonomi di atur melalui mekanisme pasar. Pasar mengatur dirinya sendiri ini berfungsi menggantikan keputusan-keputusan yang seharusnya di buat oleh agen politik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar